Pandemi corona memang memberikan dampak yang sangat besar bagi kehidupan umat manusia. Sudah tidak terhitung berapa jumlah korban dan kasus positif yang bertambah dari tahun ke tahun. Sangat menyedihkan bagi kita melihat ketidak jelasan kapan pandemi ini akan berakhir.
Wabah memang menjadi sesuatu yang sangat mengerikan bagi umat manusia. Terakhir terjadinya pandemi sekitar 100 tahun lalu saat terjadinya Perang Dunia I. Dikatakan bahwa 600 ribu tentara yang sedang berperang saat itu dari berbagai negara menjadi korban keganasan flu Spanyol pada periode 1918-1920.
Setelah 100 tahun berlalu, dunia kembali digegerkan dengan sebuah wabah yang berawal dari kota Wuhan, Cina. Virus ini dengan cepat menyebar ke berbagai negara tetangga dan akhirnya menyebar ke seluruh dunia. Penyebarannya pun sangat cepat dalam beberapa bulan pertama sudah hampir 100 ribu orang. Bahkan saat ini kasus positif sudah mencapai jutaan di seluruh dunia.
Di Indonesia sendiri, kasus ini baru terdengar saat ada warga Jawa Barat yang dinyatakan positif pada bulan Februari 2020. Dan setelah itu, korban terus bertambah hingga sekarang telah mencapai 500 ribu lebih kasus positif. Oleh karena itu pemerintah menekan angka ini dengan mengeluarkan kebijakan lockdown bagi banyak sektor.
Dengan kebijakan itu tentu ada harga yang harus dibayar, yakni sektor ekonomi yang melemah. Bahkan Indonesia diprediksi akan mengalami resesi oleh beberapa pakar ekonomi di Indonesia. Terbukti dari angka penurunan sektor ekonomi di tahun 2020.
Yang terkena dampak paling parah tentunya adalah UMKM yang merupakan salah satu penyumbang terbesar kepada kas negara. UMKM yang saat ini sudah berjumlah 64 juta unit harus rela hampir setengahnya dinyatakan gulung tikar.
Mereka tidak mendapatkan permintaan dari pasar dan kesulitan mendapatkan peminjaman modal dari lembaga keuangan bank maupun non-bank.
Pemerintah pun telah mengambil langkah dengan cara memberikan keringanan pajak kepada pelaku UMKM dan tentunya juga bantuan yang telah diberikan kepada UMKM. Diharapkan langkah ini bisa membuat UMKM dapat beroperasi seperti biasa.
Namun yang paling terbaru adalah pemerintah membentuk sinergi BUMN dan juga UMKM. BUMN yang mengalami kesulitan melakukan belanja barang dan jasa di era pandemi ini akan dipertemukan dengan UMKM yang kesulitan mendapatkan penjual di era pandemi.
Diharapkan kebijakan ini bisa membantu kedua belah pihak untuk meningkatkan produktivitasnya. Apalagi sinergi ini diwujudkan melalui sebuah platform digital yang bernama Pasar Digital UMKM. Pasar Digital UMKM akan menjadi tempat BUMN melakukan transaksi belanja barang dan jasa BUMN kepada UMKM.
Saat ini sudah ada 9 role model BUMN yang dijadikan top pilot dalam berjalannya Pasar Digital UMKM. Diharapkan UMKM juga membuka pintu untuk segera bergabung ke dalam Pasar Digital UMKM. Dengan banyaknya UMKM tentu akan menambah variasi belanja barang dan jasa BUMN.